Anak memang rentan terhadap luka, terutama ketika anak sedang mengembangkan kemampuan motorik mereka. Tapi Mommies tidak perlu panik dan pahami beberapa langkah pertolongan pertama anak terluka berikut ini!
Insting pertama seorang Mommies ketika mendengar anaknya terluka adalah merasa khawatir. Bahkan, tidak sedikit Mommies yang secara tidak sadar memarahi si anak karena rasa khawatirnya. Tapi tahukah Mommies? Terkadang anak menangis ketika terjatuh bukan karena merasa sakit akan tetapi karena merasa takut dan terkejut. Alih-alih merasa panik, Mommies seharusnya tetap tenang dan melakukan beberapa langkah pertolongan pertama anak terluka.
Tips Mengobati Luka pada Anak
Langkah pertolongan pertama yang salah saat anak terluka bisa menimbulkan risiko infeksi. Coba perhatikan beberapa langkah berikut ini dan usahakan untuk segera melakukan pertolongan pertama secepat mungkin. Karena semakin lama luka tersebut terbuka, maka semakin banyak pula bakteri dan kuman yang menempel.
1. Cuci tangan dahulu sebelum mengobati luka
Sebelum melakukan pertolongan pertama anak terluka, langkah paling pertama yang harus Mommies lakukan adalah mencuci tangan. Ketika beraktivitas, Mommies tentu memegang berbagai barang yang penuh dengan kuman dan bakteri. Mencuci tangan berguna untuk mensterilkan kembali tangan Mommies sebelum memegang luka si anak.
2. Basuh luka dengan air bersih dan mengalir
Dengan tangan yang bersih, Mommies bisa membasuh luka dengan air bersih dan mengalir guna membersihkannya dari pasir atau debu yang menempel. Sembari membersihkan, Mommies harus memeriksa kondisi luka tersebut. Apakah luka tersebut termasuk goresan ringan atau goresan yang dibilang cukup dalam.
3. Gunakan obat antiseptik
Antiseptik bisa digunakan pada luka lecet, luka bakar ringan, gigitan atau sengatan serangga yang berguna untuk membasmi bakteri atau kuman yang berada di sekitar luka dan mengurangi risiko infeksi. Sebelum menggunakannya, pastikan Mommies sudah membaca petunjuknya dan menggunakannya dengan ukuran yang sesuai.
4. Tutup luka dengan perban atau plester
Tidak sedikit Mommies yang beranggapan bahwa luka sebaiknya dibiarkan terbuka saja agar cepat kering. Padahal, sel fibrosis yang berfungsi untuk menutup luka akan bekerja secara maksimal dalam kondisi lembab. Sedangkan luka yang terbuka justru memperbesar risiko bakteri atau kuman masuk ke dalam luka dan menimbulkan infeksi. Hindari juga penggunaan kain kasa. Pada beberapa kasus, sel fibrosis yang seharusnya menutup luka justru menempel pada kain dan terangkat ketika hendak mengganti perban.
Ajari anak hal ini untuk merawat luka
Luka pada anak-anak memang lebih sulit untuk diawasi, terutama bagi anak-anak yang sangat aktif dan lebih sering menghabiskan waktunya berada di luar rumah. Mommies tidak tahu bagaimana tingkat kebersihan tempat yang mereka kunjungi, sedangkan anak-anak terkadang menyentuh luka ataupun bagian tubuh sekitar luka secara tidak sadar. Namun, Mommies bisa coba menerapkan beberapa langkah perawatan luka berikut ini!
1. Cek kondisi luka setiap hari
Setelah memberikan pertolongan pertama anak terluka, Mommies juga harus memeriksa luka tersebut secara berkala dan mengamati perubahannya. Mengamati perubahan pada luka bukan berarti membuka perban atau plester, Mommies bisa mengamati perubahan dari bagian tubuh di sekitar luka. Bagian sekitar luka memerah atau bengkak menandakan adanya infeksi, sehingga, alangkah lebih baik jika Mommies langsung membawanya ke tenaga medis terdekat. Selain itu, coba ajarkan kepada anak untuk menceritakan apa yang ia rasakan.
2. Ganti perban setiap hari
Langkah ini tidak boleh terlewat baik dalam proses pertolongan pertama anak terluka maupun tahap perawatan luka, yaitu mencuci tangan sebelum memegang luka. Setelah itu, pastikan Mommies membersihkan kembali luka dengan antiseptik sebelum mengganti perbannya. Waspadai juga jika luka anak menjadi berair atau bernanah.
3. Ingatkan anak untuk tidak menggaruk luka yang kering
Luka yang sudah kering sering kali menimbulkan rasa gatal. Sedangkan naluri anak adalah menggaruk bagian tubuh yang terasa gatal. Padahal, menggaruk luka bisa saja membuka kembali luka tersebut dan akan memerlukan waktu yang lebih lama untuk pulih. Sebisa mungkin untuk selalu mengingatkan si anak agar tidak menggaruk luka. Atau Mommies bisa mencoba mengalihkan perhatiannya ke hal lain.
Kendati demikian, pastikan Mommies menghubungi dokter atau tenaga medis terdekat apabila anak mengalami luka yang cukup serius!